PRABUMULIH, Potretsumsel.id— Seorang relawan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sukajadi, Ade Irma, mengeluhkan pemberhentian mendadak yang ia terima dari pihak pengelola. Merasa diperlakukan tidak adil, ia menyampaikan keluhannya kepada Aktivis LSM BRANTAS serta membeberkan kisahnya kepada sejumlah awak media.
Perempuan yang merupakan warga Kelurahan Sukajadi tersebut mengaku terkejut ketika mengetahui dirinya tidak lagi dilibatkan dalam kegiatan relawan di dapur MBG yang berlokasi di Jalan RA Kartini, Kelurahan Sukajadi, Prabumulih Timur.
Kepada Ketua DPD LSM BRANTAS Kota Prabumulih, Isfa Rozi Pebri, Ade Irma menceritakan kronologi yang menurutnya berujung pada pemberhentian sepihak. Ia berharap aduannya mendapat perhatian serta kejelasan atas alasan dirinya tidak lagi diikutsertakan.
Isfa Rozi Pebri menegaskan bahwa pihaknya siap membantu mengawal persoalan tersebut agar mendapatkan penyelesaian yang jelas, terbuka, dan tidak merugikan relawan.
Penjelasan Kepala SPPG Sukajadi
Sementara itu, Kepala SPPG MBG Sukajadi, Arkhab Muttaqin, ketika dikonfirmasi awak media pada Senin (16/11/2025), membenarkan bahwa pihaknya mengistirahatkan Ade Irma dari aktivitas relawan. Ia menegaskan keputusan tersebut diambil semata-mata karena pertimbangan kesehatan.
“Saya mendapat kabar bahwa Ibu Ade Irma sakit dan itu disampaikan melalui pesan oleh suaminya. Katanya beliau dirawat di ICU RS Bunda. Saat itu saya sedang di Palembang sehingga belum sempat membesuk,” jelas Arkhab.
Beberapa hari kemudian, setelah Ade Irma kembali ke rumah, Arkhab menyempatkan diri untuk menjenguk. Saat itu ia mengetahui bahwa Ade Irma mengalami pembengkakan jantung.
“Saya bilang ke ibu itu, Ibu utamakan kesehatan dulu, istirahat dulu. Karena tim masak sangat vital, maka kami otomatis mencari penggantinya,” ungkapnya.
Menurut Arkhab, setelah posisi tim masak terisi, Ade Irma sempat kembali menghubungi dan menyatakan dirinya sudah sehat serta meminta ditempatkan di posisi lain. Namun, seluruh formasi sudah penuh.
“Saya jawab tidak bisa karena posisinya sudah full. Tidak mungkin saya mengeluarkan orang lain untuk memasukkan Bu Ade Irma lagi. Jadi untuk sementara, beliau tetap diminta fokus memulihkan kesehatan. Itu bentuk pemberhentian secara halus karena kami tidak tega melihat kondisi sakitnya,” ujarnya.

0 Comments:
Posting Komentar